Beranda | Artikel
Mempersiapkan Anak Untuk Berdakwah
Kamis, 22 November 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Zaen

Mempersiapkan Anak Untuk Berdakwah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan tentang cara mendidik anak secara Islami (fiqih pendidikan anak). Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. pada 23 Jumadal Awwal 1438 H / 20 Februari 2016 M.

Download mp3 kajian sebelumnya: Mengajak Anak Berkunjung Karena Allah

Kajian Tentang Mempersiapkan Anak Untuk Berdakwah

Ketika mendengar kata berdakwah, akan terbayang dalam benak kita bahwa ini adalah sebuah pekerjaan yang hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang sudah dewasa. Atau ini hanya boleh dilakukan oleh ustadz, mubaligh, kiayi, ataupun da’i. Itulah kesan yang muncul dibenak kita mendengar kata berdakwah. Anggapan ini tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar.

Jika dikatakan bahwa dakwah membutuhkan modal yang cukup, iya. Bahwa tidak sembarang orang boleh untuk berdakwah. Karena dakwah harus dengan modal. Dan modal yang paling penting adalah ilmu. Modal-modal penting lainnya adalah modal ikhlas, niat, keberanian, ketangguhan. Jadi betul-betul untuk berdakwah butuh modal. Akan tetapi, satu hal yang harus kita ingat bahwa agar seseorang mempunyai modal, tentu dia harus melewati proses agar dia memiliki modal yang cukup. Tidak mungkin mendadak pintar kalau tidak belajar. Tidak mungkin seseorang mendadak kaya kalau dia tidak bekerja. Inilah yang namanya proses.

Maka agar seseorang memiliki keberanian, agar seseorang memiliki ilmu, kesungguhan, mental yang tangguh, dia harus mengalami proses. Dan proses itu harus kita mulai sejak dini. Yaitu kita mulai dari anak-anak kita. Mungkin akan timbul pertanyaan bahwa dizaman sekarang sudah banyak sekali da’i, mengapa kita harus mempersiapkan anak kita untuk menjadi da’i atau menjadi mubaligh? Bukankah sudah cukup ustadz, da’i, mubaligh yang ada saat ini? Kita katakan bahwa kita tidak selamanya tinggal di dunia. Kita semua ada batas akhirnya. Bahkan kita tidak tahu kapan kita akan meninggalkan dunia yang fana ini. Ketika kita semua yang dewasa ini pergi, siapa yang akan melanjutkan perjuangan ini kalau buakan anak-anak kita?

Anak-anak yang sekarang kerjanya hanya lari sana-sini, itulah yang akan menjadi pemimpin, berdakwah di tanah air kita. Maka agar kita tetap mempertahankan tanah air yang kondusif, agamis, kita harus mempersiapkan anak-anak kita sejak dini. Kalau kita tidak persiapkan mereka, maka akan datang suatu masa-masa suram yang akan dialami oleh negeri kita, saat kita sudah meninggalkan dunia ini.

Apa yang kita kerjakan untuk mempersiapkan anak kita saat ini, akan dirasakan oleh masyarakat pada dua puluh tahun kedepan. Dan kita adalah hasil dari usaha orang tua kita dahulu dan seterusnya.

Mempersiapkan Anak Untuk Berdakwah

Pertama, kita libatkan anak dalam aktivitas dakwah secara langsung. Maksudnya adalah ketika kita mengaji, kita ajak anak kita untuk mengaji. Atau ketika kita berdakwah, kita ajak anak-anak kita untuk ikut hadir saat kita berdakwah. Hal ini untuk mengenalkan bahwa ini adalah sebuah aktivitas yang penting, bermanfaat dan merupakan tugas mulia yang dibebankan kepada kita sebagai umat Islam. Dan hal lain yang akan didapatkan oleh anak kita adalah sebuah lingkungan yang baik.

Bagaimanapun juga, lingkungan pengajian itu walaupun tidak semuanya baik, tapi lebih domianan baiknya. Maka mau tidak mau, anak kita akan berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki visi dan misi untuk mendalami agama. Dan ini akan sangat baik. Belum lagi keberkahan yang ada di majelis ilmu.

Satu hal yang harus kita perhatikan ketika kita ingin mengajak anak, kita harus mempersiapkan kondisi anak. Jangan sampai anak justru membuat majelis tidak kondusif dan membuat gaduh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai cucu. Dan ketika shalat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mengajak cucunya. Salah satunya adalah Umamah. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi imam, beliau membawa cucunya yang masih bayi. Ketika beliau mulai takbiratul ihram, beliau menggendong cucunya agar tidak lari kesana-kemari. Ketika hendak ruku’, beliau meletakkan Umamah di tanah lalu setelah itu beliau ruku’ dan sujud. Ketika akan bangkit, beliau mengambil Umamah lalu digendong lagi. Selama shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggendong, menurunkan dan mengangkat cucunya. Inilah yang dinamakan tanggung jawab.

Jadi ketika anak dibawa ke pengajian, orang tua harus tanggung jawab. Sebelum berangkat sudah harus dijelaskan kepada anak, “Nak, kamu bukan mau ke lapangan, bukan mau ke pasar malam. Tapi bapak/ibu mengajakmu ke pengajian di masjid. Masjid adalah rumah Allah. Kita harus menjaga adab, etika, disana harus tenang, jangan lari-lari.”

Lalu bagaimana agar anak tidak bosan?

Menit ke – 16:50

Simak Penjelasan Lengkap dan Download mp3 Kajian Tentang Mempersiapkan Anak Untuk Berdakwah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45220-mempersiapkan-anak-untuk-berdakwah/